Sunday 29 June 2014

Ramadhan Kariim


Bumi Allah, 1 Ramadhan 1435 H

Alhamdulillah, puji dan syukur kupanjatkan padaMu ya Rabb, akhirnya disampaikan kembali dengan bulan Ramadhan ini.

Segala sesuatunya akan dibuat indah oleh kuasaMu ya Rabb, aku sangat yakin akan hal itu. Begitu pula untuk bulan Ramadhan kali ini, semua akan terasa begitu spesial untukku. Ramadhan kali ini akan menjadi momen yang sangat luar biasa nampaknya, selain menyelesaikan target amalan-amalan yaumi yang telah disusun, nampaknya akan disibukkan juga dengan agenda wajib mahasiswa tingkat akhir, tiada lain tiada bukan adalah Seminar Hasil Penelitian dan Sidang Komprehensif Sarjana.

Subhanallah, kedua agenda itu telah diatur sedemikian rupa oleh kuasaMu ya Rabb, keduanya bertepatan dengan ibadah shaum Ramadhan, berilah Hamba kekuatan untuk menyelesaikan semua ini ya Rabb.

“Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kekuatan, keistiqomahan, kemampuan serta kecukupan dalam ketaatan dan ibadah khususnya pada bulan Ramadhan dan kami berlindung kepada-Mu dari segala musibah dan kepayahan wahai Dzat Yang Maha Pengasih”

Di hari pertama bulan Ramadhan ini, aku ingin berbagi kisah mengenai Keutamaan 10 Hari pertama Bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Sepuluh hari pertama di bulan ramadhan adalah awal yang cukup melelahkan dan tentunya kita berusaha beradaptasi dengan penuh kesabaran untuk melaksanakan shaum dan mengerjakan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Para ulama memaknai sepuluh hari pertama bulan ramadhan sebagai Rahmat, yaitu terbukanya pintu Rahmat Allah SWT, yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang menunaikan shaum.

Dalam khazanah tasawuf Rahmat itu ada dua macam, pertama Rahmah Dzaatiyyah, yaitu Rahmat dan Anugerah yang diberikan Allah SWT kepada semua mahluk-Nya tanpa terkecuali. Kedua Rahmah Khushushiyyah, yaitu Rahmat dan kasih sayang yang Allah SWT hanya diberikan kepada hamba-hamba Pilihan-Nya. Sepuluh hari pertama merupakan keistimewaan karena diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dan ridha menunaikan shaum ramadhan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT.

Salah satu Rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang shaum dengan Iman dan taqwa yaitu disediakan salah satu pintu masuk ke dalam surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli shaum.

Dari Sahal bin Sa’ad ra, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli shaum di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?’, maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga Bermanfaat !

(Dari berbagai sumber)

Friday 27 June 2014

Violet di 12 Juni

Bumi Allah, 29 Sya’ban 1435 H

Di hari ini, aku ingin menyapamu dengan cara lain, dengan cara yang tak biasanya, lewat tutur kata demi kata yang merekam jejak. Dan jadikanlah aku sebagai laki-laki yang terakhir, yang terakhir, ia yang terakhir menyapamu dan biarkanlah aku menjadi seorang laki-laki yang paling dikenang untukmu. Hahaha, sudah lupakan-lupakan. Aku tahu kok, perempuan sepertimu tidak akan mungkin terusik hatinya oleh laki-laki sepertiku.

Hei violet, aku dengar hari ini kamu sedang bahagia ya? Ia, bahagia. Karena semua sahabatmu memanjatkan doa-doa kebaikan untukmu. Semua sahabatmu memberikan hadiah terbaik untukmu. Orangtuamu menyiapkan hidangan masakan dengan citra rasa yang tak kalah hebatnya dari para koki yang ada di hotel bintang lima untuk menyambut kehadiranmu di rumah.

Hmmm, wajar saja orang-orang memperlakukanmu sebaik itu. Kamu perempuan yang baik hati sih, sampai-sampai aku hampir terpikat oleh pesonamu. Pesona manismu menjadi energi positif bagiku untuk terus memperbaiki diri. Bener gitu ga yaaa? Enggak lah, niatku untuk berhijrah, InsyaAllah untuk mengejar mahabbahNya, bukan untuk mendapatkan cinta dari para makhluk ciptaanNya. Kamu juga pasti begitu bukan?

Hei, hei, hei, sudah lah, sudaaah... Tak perlu kamu menyinggung tentang pesonaku. Sudah aku tegaskan bukan, hatiku tidak akan mungkin terusik oleh laki-laki sepertimu. Oke, baiklah. Kamu memang perempuan yang cukup keras untuk menanggapi hal ini. Tapi untuk kali ini aku sepakat denganmu, dengan begitu kamu akan lebih terjaga dari hal-hal yang dapat mengotori fitrah hati ini. Syukurlah kamu cepat menyadarinya. Dengan begitu aku semakin yakin, kamu lah laki-laki yang dipilih Allah untuk menjadi Qawwamku.

Ah, masa siiiih?!? Aku tidak pantas untuk menjadi Qawwammu. Hafalan ayat-ayat Qur’anku saja masih sedikit, apalagi kuantitas amalan-amalan yaumiku yang masih sedikit. Aku tegaskan imanku saja masih compang-camping. Hei violet, sudahlah lah sudaaah... Tidak semua perasaan harus dikatakan pada saat ini juga bukan? Simpan saja sampai waktu yang tepat, aku tetap menunggumu kok. Aku tidak akan menghilang darimu, temukan saja aku di langit, di dalam doa-doa panjatmu, di dalam harapanmu. Jemputlah aku di langit, sebab aku tahu, kamu mengenalku bukan karena ada dan rupa. Tapi karena doa kita yang telah bertemu sebelum kasih kita. Doa yang kau panjatkan, ketika Yang Maha Kasih turun disepertiga malam terakhir. Doa yang kau panjatkan, hingga dapat mengguncang ArsyNya.

Aku tahu, bahwa semua ini sudah diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur tanpa sepengetahuanNya. Tidak ada satu semut hitam di dalam gelap pun yang luput dari penglihatanNya. Di sini, aku hanya ingin memahami apa yang terjadi dengan rasa ini. Apa sebenarnya yang membuat nama kita saling bertaut. Hanya itu.

Terlepas dari itu semua, dalam benak pikirku yang lain, aku meyakini, pendam rasa yang kita simpan adalah bentuk harap yang kini Allah berikan jawabannya. Semoga Allah menyampaikan usia di hari Miitsaqan Ghaliiza nanti.

By the way, Barakallah fii umrik, violet yang tak bisa disebut namanya disini. Maaf, begitu terlambat. Seperti biasa, aku selalu terlambat, terlambat untuk menyatakan rasa ini padamu. Karena aku kurang pandai dalam menerjemahkan rasa ini.


Pria sederhana yang teramat jauh dari sempurna,




Iqbal Sujida Ramadhan

 

blogger templates | Make Money Online