Showing posts with label Do'a. Show all posts
Showing posts with label Do'a. Show all posts

Monday, 22 December 2014

Be My Mother Until Jannah


Bumi Allah, 29 Safar 1436 H

"Dari rahimnya, penyair sunyi terlahir. Lewat bahasa kalbunya, pujangga mendendangkan kata."

Dulu sih kerjaannya gantiin popok Iqbal, sekarang mah seringnya ngomentarin hasil setrikaan baju Iqbal mulu. Maafin ya Bu kalo kusut wae bajunya, kan Ibu juga yang ngajarin Iqbal gimana caranya setrika baju. Tapi tenang aja Bu, bagaimanapun juga Ibu madrasah terbaik buat Iqbal yang pernah ada selama ini.

Ibu tau kan, kalau derasnya hujan belum ada apa-apanya, dibandingkan dengan derasnya rasa sayang Iqbal sama Ibu. Hahaha, udah lama banget ya Bu, Iqbal ga ngegodain Ibu kalo lagi ketemu. Maaf ya Bu, kalau akhir-akhir ini, quality time kita berkurang. Tapi tenang aja Bu, bagaimanapun juga Ibu tetep jadi tempat curahan hati Iqbal, kalau ada apa-apa.

Maaf untuk kesekian kalinya, sampai sekarang Iqbal masih belum bisa menciptakan lengkung terindah di bibir Ibu. InsyaAllah, kalau iqbal punya rejeki lebih, iqbal pengen banget ngajak Ibu buat Sa'i bareng dari Shafa ke Marwah.

Jadi keingetan, kisahnya Siti Hajar. Bukit Shafa dan Marwah itu telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan, puluhan abad silam.
Makasih ya Bu, udah memperjuangkan kemenangan Iqbal selama 9 bulan di dalam kandungan dan menyelamatkan Iqbal dari kelaparan dan kehausan selama ini.

Bu, lagi-lagi Iqbal cuma bisa memanjatkan do'a buat Ibu.

Ya Rabb... Ya Rahman Ya Rahim...
Ampunilah segala dosa-dosa Beliau
Sempurnakanlah kebahagian hidup Beliau
Haramkan api neraka-Mu untuk Beliau
Karuniakan syurga-Mu tanpa hisab untuk Beliau

Aamiin ya rabbal 'alamiin...


Sepenuhnya cinta dari buah hati kecilmu,





Iqbal Sujida Ramadhan

Monday, 20 October 2014

Wilujeng Tepang Taun Farmasi Unpad 2010 Nu Ka Opat


Bumi Allah, 16 Oktober 2014

Dalam degup rasa yang keempat-kalinya, aku (lagi-lagi) jatuh.
Ini semua, karena kalian yang memulainya.
Dalam debar rasa yang keempat-kalinya, aku (lagi-lagi) cinta.
Ini semua, karena kalian yang mengawalinya.

Iya kalian, yang telah membuatku jatuh dan membuatku cinta pula. Tentang rasa jatuh dan cinta yang sudah kita tanam empat tahun lalu, kini rasa itu terus menyublim, mengisi ruang hati kita yang kosong. Ahh, hangat sekali rasanya. Aku tak mau melepaskan kalian.

Untuk kalian yang tak akan ada habis-habisnya, mengisahkan cerita, menggoreskan warna, dan menorehkan kenangan sampai akhir nanti.
Tetaplah hidup dan jangan pernah mati.

Seperti batang pohon, kokoh dan menjulang tinggi ke langit biru.
Kelak, aku ingin kalian seperti itu.
Seperti buah, begitu ranum dan manis sekali rasanya.
Kelak, aku harap kalian seperti itu.

Terimakasih untuk segala rasa yang telah hadir, aku banyak belajar dari kalian. Semoga jarak yang tercipta sekarang, bukan hadir untuk menghukum kita, tapi untuk menguatkan rasa kita yang sedang jatuh dan cinta ini.

Yang selalu mencintai kalian karena Allah,
Koordinator Angkatan
Fakultas Farmasi Unpad 2010




Iqbal Sujida Ramadhan

Sunday, 29 June 2014

Ramadhan Kariim


Bumi Allah, 1 Ramadhan 1435 H

Alhamdulillah, puji dan syukur kupanjatkan padaMu ya Rabb, akhirnya disampaikan kembali dengan bulan Ramadhan ini.

Segala sesuatunya akan dibuat indah oleh kuasaMu ya Rabb, aku sangat yakin akan hal itu. Begitu pula untuk bulan Ramadhan kali ini, semua akan terasa begitu spesial untukku. Ramadhan kali ini akan menjadi momen yang sangat luar biasa nampaknya, selain menyelesaikan target amalan-amalan yaumi yang telah disusun, nampaknya akan disibukkan juga dengan agenda wajib mahasiswa tingkat akhir, tiada lain tiada bukan adalah Seminar Hasil Penelitian dan Sidang Komprehensif Sarjana.

Subhanallah, kedua agenda itu telah diatur sedemikian rupa oleh kuasaMu ya Rabb, keduanya bertepatan dengan ibadah shaum Ramadhan, berilah Hamba kekuatan untuk menyelesaikan semua ini ya Rabb.

“Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kekuatan, keistiqomahan, kemampuan serta kecukupan dalam ketaatan dan ibadah khususnya pada bulan Ramadhan dan kami berlindung kepada-Mu dari segala musibah dan kepayahan wahai Dzat Yang Maha Pengasih”

Di hari pertama bulan Ramadhan ini, aku ingin berbagi kisah mengenai Keutamaan 10 Hari pertama Bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Sepuluh hari pertama di bulan ramadhan adalah awal yang cukup melelahkan dan tentunya kita berusaha beradaptasi dengan penuh kesabaran untuk melaksanakan shaum dan mengerjakan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Para ulama memaknai sepuluh hari pertama bulan ramadhan sebagai Rahmat, yaitu terbukanya pintu Rahmat Allah SWT, yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang menunaikan shaum.

Dalam khazanah tasawuf Rahmat itu ada dua macam, pertama Rahmah Dzaatiyyah, yaitu Rahmat dan Anugerah yang diberikan Allah SWT kepada semua mahluk-Nya tanpa terkecuali. Kedua Rahmah Khushushiyyah, yaitu Rahmat dan kasih sayang yang Allah SWT hanya diberikan kepada hamba-hamba Pilihan-Nya. Sepuluh hari pertama merupakan keistimewaan karena diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dan ridha menunaikan shaum ramadhan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT.

Salah satu Rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang shaum dengan Iman dan taqwa yaitu disediakan salah satu pintu masuk ke dalam surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli shaum.

Dari Sahal bin Sa’ad ra, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli shaum di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?’, maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga Bermanfaat !

(Dari berbagai sumber)

Monday, 7 April 2014

Hei Jagoan !!! Akhirnya Kalian Berhasil Membuat Aku Kangen Juga

Bumi Allah, 8 Rabiul akhir 1435 H

Sesampainya di SDN Cisitu
"Om Iqbal, hari ini mau ngajar kelas berapa?" tanya Maul, anak gembul kelas 3 yang innocent banget.
"Ngajar kelas limaaaaa" jawab aku dengan nada kekanak-kanakan.
"Yaahhhhh, kenapa ga di kelas tiga aja?" keluh Aay, laki-laki yang paling hyperactive di kelas 3.
"Soalnya, A Iqbal diminta ma kakak-kakak KKN yg lain buat ngajar bahasa sunda di kelas lima".
"Aaaaahhh, Ka Iqbal mah, udah di kelas tiga ajaa, ngajar matematika lagiiii" keluh Hendi, anak yang paling jago "nyekil" pake puisi-puisi ke teteh-teteh yang KKN.
"Udah dulu yaaaa, A Iqbal mau masuk kelas lima dulu" ujarku, sambil melempar senyum kepada mereka.

Babarengan kelas 3

Tiba di ruang kelas lima SDN Cisitu
"Sikap, beri salam !!!" seru Aga, ketua murid kelas 5 yang udah lancar baca Al-Qur'annya.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" sontak seluruh murid kelas 5.
"Wa'alaikumussalam ade-ade" jawab aku dengan penuh kasih sayang.
"A Iqbal maen game yukkk !!!" seraya murid kelas 5.
"Nah loh, sekarang kan waktunya belajar bahasa sunda" gumam aku dalam hati.

Babarengan kelas 5

Gusti nu agung, emang dasarnya anak-anak, bawaannya pengen maen muluuu...
Apoteker berkata lah, komuni-gaya komuni-kata lah, game konsentrasi lah, cap-guri-cap-guri-cap-cap-cap lah dan masih banyak lagi games dadakan yang kubuat pada waktu itu.
Tiba-tiba jadi kangen jagoan-jagoan ku nih, semoga jagoan-jagoan ku sehat selalu disana, ga banyak maen HP ma Tab mulu, nurut ma orang tua, rajin ke pesantrennya, jangan bolos mulu.

Tangan ini tak sempat untuk memeluk mereka, ya Rabb...
peluk mereka dalam dekap hangatMu.
Jemari ini tak sempat untuk menggenggam mereka, ya Rabb...
genggam mereka dalam ikat eratMu.
Raga ini tak sempat untuk menjaga mereka, ya Rabb...
jaga mereka dalam penuh kasihMu.

Yang selalu mencintai kalian karena Allah,
Mahasiswa KKN Unpad Desa Cisitu
Periode Januari-Februari 2014 



Iqbal Sujida Ramadhan

Tuesday, 10 December 2013

Semiliar Cintaku Untuk Para Cahaya


Bumi Allah, 6 Safar 1435 H
Bismillahrrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Adalah perasaan nikmat di dalam hati,
lantran kita mendapati apa yang kita cintai,
dan merengkuh apa yang amat kita hasrati
- Ibnu Qayyim -


Rasa ini sudah sepantasnya tumpah ruah menyublim kedalam bejana syukurMu
CintaMu yang begitu menggelora bersemayam tenang didalam qalbu
Bangun di sepertiga malam terakhir, cinta ini selalu terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lilin di tengah gelapnya dunia, melanjutkan mimpi indah yang belum selesai dengan cita yang agung, tinggi dan ikhlas
Ya Rabb... Hanya dengan kuasaMu lah, cinta ini tetap bersujud di mihrab taatMu
Ya Rabb... Terimakasih atas segala nikmatMu yang telah mengantarkan Hamba untuk terus menebar kebaikan dan manfaat di Bumi Allah tercinta ini


Jika engkau merasa bahwa segala yang disekitarmu gelap dan pekat,
tidaklah dirimu curiga bahwa engkaulah
yang dikirim oleh Allah untuk menjadi cahaya bagi mereka ?
berhentilah mengeluhkan kegelapan itu,
sebab sinarmulah yang sedang mereka nantikan, maka berkilaulah !

Kurang lebih selama 300 hari, 7200 jam, 432000 menit, dan 25920000 detik yang sulit sekali untuk dilupakan, waktu ketika menikmati amanah yang dipikul. Amanah yang dipikul bersama kalian semua, wahai para penggerak peradaban.
Perjalanan kita menorehkan tinta emas di Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran, tentunya memerlukan cadangan energi yang tidak sedikit agar terus bertahan dan melaju. Ya, bertahan dan melaju melawan rasa jenuh yang mendera, menerobos rasa bosan yang menerpa, menciptakan jeda untuk setiap pergantian kesibukan yang menjemukan, dan menyegarkan suasana jiwa yang kelelahan dengan kerja dan aktivitas yang monoton. Sebab, seringkali kita tersandera dengan keadaan dan suasana semacam itu, disela-sela mengharapkan kesinambungan semangat dan daya hidup yang stabil.
Ketika kita mengalami kendala dalam kerja, misalnya, entah karena harapan tak sesuai kenyataan, entah karena mengalami kelelahan fisik dan jiwa, entah karena tak kuasa melawan kondisi yang tak kondusif, seringkali sebagian diantara kita mengalami goncangan dalam hidupnya. Lalu berhenti dan tidak mengerti harus berbuat apa.
Terimakasih yang tulus dari dasar lubuk hatiku, karena kalian sudah memilih untuk tidak lari, bertahan, dan mencari jalan keluarnya. Karena kalian sudah bergerak bersama untuk menjadi bangunan yang kokoh.
Kalian memang diciptakan untuk hadir sebagai cahaya di Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Padjadjaran ini.
Kalian luar biasaaa......
Hanya Allah yang pantas membalas segala amal kebaikan kalian semua.









Kala cinta bertransformasi dari sebuah kata sifat menjadi kata kerja,
maka tersusunlah sebuah kalimat luhur yang membangun peradaban dunia,
kalimat luhur itu terus melambung tinggi menggapai istana surga

Teruslah bergerak kepada kebaikan dan selalu berpihak kepada kebenaran Allah.
Tidak ada kata berhenti di dalam kamus para pejuang, karena Allah telah berfirman dalam Q.S. Asy-Syarh : 7, “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”.
Ia benar, tidak ada kata istirahat apalagi berhenti, karena sesungguhnya sebaik-baiknya tempat peristirahatan seorang pejuang Allah itu, hanyalah di SurgaNya kelak. Bukan di duniaNya yang penuh dengan tipu daya ini.


Hanya do’a yang tersungging khidmat di bibir ini sebagai kado terindah yang dapat saya berikan untuk kalian para cahaya

Ya Rabb... Hadiahkan mereka dengan pelukanMu yang begitu mesra, dengan cintaMu yang begitu hangat dan dengan cahayaMu yang sarat akan makna kemenangan.
Ya Rabb... Mudahkan mereka dikala kesukaran menyelubungi, lindungi mereka disaat bahaya menghampiri, pelihara mereka diwaktu futur menghinggapi.
Ya Rabb... Jadikan mereka sebaik-baiknya manusia, yang selalu bermanfaat bagi sesamanya.
Ya Rabb... Kumpulkan kembali Hamba dengan mereka didalam lingkaran ukhuwah di padang mahsyar nanti, janganlah Engkau menjauhkan dan memusuhkan satu diantara kami, karena sesungguhnya wasiat Sang Nabi itu rasanya amat berat sekali : "jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara".
Aamiin Ya Rabbal’alamiin...

Cahaya, saya menyadari jika saya banyak lalai dalam memikul amanah ini. Bimbinglah saya agar senantiasa terus berbenah dan do'akan saya bisa mempertanggung jawabkan apa yang saya perbuat, memperbaiki semua kelalaian yang pernah dilakukan.

Terimakasih Cahaya...
Sukses selalu untuk kita semua...
Insya Allah...


Yang selalu mencintaimu karena Allah,
Deputi Bidang Pengembangan Potensi Mahasiswa
BEM Kema Farmasi Unpad Kabinet Dedikasi 2013




Iqbal Sujida Ramadhan

Sunday, 15 April 2012

Cinta Karena Allah



Saudaraku, taukah engkau bagaimana rasanya berteman dengan orang-orang shaleh ?

Mereka berjalan dengan bajunya yang menjuntai panjang, dan hijabnya yang menutupi dada. Kaki-kaki mereka tiada lelah untuk hadir dalam majelis-majelis ilmu. Wajah mereka yang terbasuh air wudhu, selalu memancarkan senyum tulus,dan sambutan yang hangat. Kau tak akan mendapatkan mata yang sinis, mata yang iri atau tatapan yang merendahkan.

Mereka akan merunduk bersamamu bila kau merunduk, dan mensupportmu berdiri, bila kau berdiri. Kesuksesanmu adalah kesuksesan mereka, kesedihanmu adalah kesedihan mereka, kemunduranmu adalah perkerjaan mereka.

Berkumpul bersama mereka, tak akan kau dapatkan sindiran menyakitkan, atau ringkikan tawa yang berlebihan. Semuanya seakan dalam jalur yang terjaga. Didalamnya, engkau akan merasa dihargai dan belajar menghargai orang lain.

Engkau akan merasa malu saat merasa bangga akan diri sendiri, karena mereka memperlihatkanmu nilai tingi kerendahan hati. Dan orang yang terlihat paling bersahaja sikapnya diantara merekalah yang paling tinggi ilmunya diantara mereka.

Persahabatan yang jujur, yang menerima dirimu apa adanya. Yang akan mendampingimu
berjalan tertatih-tatih menuju pintu hidayahNya. Engkau akan melihat mereka berkorban
untuk satu sama lain. Menyulap pengorbanan menjadi kebahagiaan, keterbatasan materi menjadi kekayaan, dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga.

Mulut-mulut mereka melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, perbincangan hangat yang engkau tangkap banyak ilmu daripadanya, jauh dari kesia-siaan, perdebatan, apalagi kedendaman.

Mereka adalah orang-orang yang menjaga shalatnya, menjaga As sunnah, lembut perangainya, namun tegas dalam menegakkan kebenaran.

Mereka adalah orang-orang yang menangis saat Al Qur’an di bacakan. Saat kau meminta pendapat tentang masalahmu pada teman-temanmu, biasanya kau akan mendapatkan dukungan buta dari mereka. Mereka akan selalu membelamu, dipihakmu.

Namun tidak disini, yang akan kau dapatkan hanyalah kebenaran. Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mengatakan kebenaran untuk kebaikan kita ? Adakah teman yang lebih baik selain teman yang mencintai kita hanya karena Allah semata ?

Suatu hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah.

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.”

Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab (kekeluargaan) dan tidak
memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.”

Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah: "Ingatlah, sesungguhnya wali-
wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Yunus [10]:62).

Pertengahan pagi di waktu Dhuha itu, kami duduk melingkar dengan terobosan sinar matahari dari celah jendela. Al Qur’an dilantunkan, taushiyah pun diberikan. Kutatap wajah-wajah tenang yang menunggu siraman hati, agar bersih hati kami, dalam ukhuwah yang telah Kau anugerahkan.

Sahabat, kau bagaikan satu banding seribu. Aku belajar dari setiap satu darimu. Tak henti ku bersyukur kepada Allah Yang telah mengenalkanmu semua padaku. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan
pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu,hidupkanlah dengan marifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.

Saturday, 11 September 2010

Do'a Untuk Orang Tua

(Diambil dari syahifah as-Sajjadiyah)

Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

Saturday, 24 October 2009

Do'a Ketika Hati Tidak Sanggup Untuk Menyatakan Cinta

Ya Allah...
Aku sungguh mencintainya.
Aku tak sanggup memalingkan rasa cinta itu kepada yang lain.
Ia menjadi kupu-kupu indah di taman hatiku, ia menjadi laksana bunga segar di ruang hatiku yang kosong dan gersang.

Ya Allah...
Terima kasih Engkau telah anugrahkan kepadaku rasa cinta kepadanya.
Rasa cinta yang mampu menggerakkan segala potensiku untuk berkarya dan memiliki semangat hidup.
Jika memang ia jodohku, tetapkan hatiku untuk mencintainya.
Jika dia baik untuk agamaku, dakwahku, dan kehidupan di dunia dan akhirat, mudahkanlah ia untuk kudapatkan.
Kuatkan terus sinyal cintaku kepadanya.

Tapi...
Aku juga punya pinta...
Karena sementara ini aku belum bisa mengungkapkan kepadanya sampai batas waktu yang tepat untuk mengungkapkannya.
Berikan juga cinta-Mu kepadanya agar ia mencintaiku sebagaimana aku mencintainya.
Tetapkan rasa itu, ya Allah...
Jagalah aku dari perbuatan buruk akibat cinta ini.
Tapi jika dia bukan dermaga untuk berlabuhnya cintaku, tolong carikan dermaga lain yang tepat untuk cintaku.
Aku ikhlas atas segala keputusan-Mu....

 

blogger templates | Make Money Online